B-ilya-R
Sug3ng R4wuH
Google Search
S-mil-E
my POKEmon
My "Music"
Say**Hello**
Rabu, 01 Agustus 2007
"Iblis"
KISAH IBLIS
Segala puji hanya milik Allah swt. Shalawat dan salam sejahtera
semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang Ummiy, Muhammad saw.,
dan kepada keluarganya yang bersih serta seluruh sahabatnya yang mulia.
Diriwayatkan dari Mu’ads bin Jabal ra., dari Ibnu Abbas ra yang berkisah :
Kami bersama Rasulullah saw di rumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat
itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari
luar, “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian
mengizinkanku masuk, sementara
kalian butuh kepadaku.”
Rasulullah bertanya kepada para jamaah, “Apakah kalian tahu, siapa yang
memanggil dari luar itu ?”
Mereka menjawab, “Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”
Lalu Rasulullah saw menjelaskan, “Ini adalah iblis terkutuk – semoga Allah
senantiasa melaknatnya.”
Kemudian Umar ra meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, “Ya
Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku unuk membunuhnya ?”
Beliau menjawab, “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia
termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah
diketahui (hari Kiamat) ? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan
pintu untuknya. Sebab ia diperintah untuk datang ke sini, maka pahamilah apa
yang ia ucapkan dan dengarkan apa yang akan ia ceritakan pada kalian.”
Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah
kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia
berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda.
Kedua kelopak matanya terbelah ke atas (tidak kesamping). Sedangkan kepalanya
seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang seperti
taring babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sembari
memberi salam, “Assalamu’alaika ya Muhammad, Assalamu’alaikum ya jamaa’atal-
muslimiin,’ kata iblis.
Nabi menjawab, ”Assalamu lillah ya la’iin (keselamtan hanya milik Allah, wahai
mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa
keperluan tersebut wahai iblis ?”
“Wahai Muhammad, saya datang ke sini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya
datang ke sini karena terpaksa,” tutur iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini wahai mehluk terkutuk ?”
tanya Rasulullah.
Iblis menjawab, ”Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus Tuhan Maha
Agung dimana utusan itu berkata, ‘Sesungguhnya Allah swt memerintahmu untuk
datang kepada Muhammad saw, sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan
hina. Engkau harus memberitahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan
merekayasa anak cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu
engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad dengan jujur. Maka
demi Kebesaran dan Keagungan Allah, jika engkau menjawab dengan bohong,
sekalipun hanya sekali, sunguh Allah akan akan menjadikan engkau debu yang
bakal dihempaskan angin, dan musuh-musuhmu akan senang.’ Wahai Muhammad, maka
sekarang saya datang untuk menjawab apa yang engkau tanyakan dengan jujur.”
Rasulullah mulai melempar pertanyaan kepada iblis, “Jika engkau bisa menjawab
dengan jujur, maka coba seritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau
benci ?”
Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling
aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
“Lalu siapa lagi yang paling engkau benci ?” tanya Rasulullah.
“Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah
swt,” jawab iblis.
“Siapa lagi ?’ tanya Rasulullah.
“Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab iblis.
“Siapa lagi ?” tanya Rasulullah.
“Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar
dan kecil serta najis),” tutur iblis.
“Siapa lagi ?” tanya Rasulullah.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, tidak pernah menuturkan kefakirannya
kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluh penderitaan yang dialaminya,”
jawab iblis.
“Lalu darimana engkau tahu kalau ia bersabar ?” tanya Rasulullah.
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada
mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak akan mencatat
perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang sabar,” jelas iblis.
“Lalu siapa lagi wahai iblis ?” tanya Rasulullah.
“Orang kaya yang bersyukur”
“Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur ?”
“Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan
dan kemudian disalurkan pada tempatnya,”
“Bagaimana kondisimu bila ummatku menjalankan shalat ?”
“Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar”
“Mengapa wahai mahluk terkutuk ?”
“Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud, maka
Allah akan mengangkat satu derajat kemuliaan. Apabila mereka berpuasa, maka
saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik
haji, maka saya jadi gila. Apabila membaca Al Qur`an, maka saya akan meleleh
seperti timah yang dipanaskan. Apabila bersedekah maka seakan-akan orang yang
bersedekah itu mengambil kampak lalu memotong saya menjadi dua”
“Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis) ?”
“Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan : dengan
sedekah itu Allah akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia
disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah menjadikan
suatu penghalang antara dia dengan neraka dan akan menghindarkan segala bentuk
bencana dan penyakit”
“Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar ?”
“Ia sewaktu jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam
Islam”
“Bagaimana dengan Umar bin Khaththab ?”
“Demi Allah, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya”
“Bagaimana dengan Utsman ?”
“Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya”
“Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib ?”
“Saya berharap pada Allah untuk tak akan pernah dipertemukan olehnya”
“Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan ummatku berbahagia dan
mencelakakanmu sampai batas waktu yang telah ditentukan”
“Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya
senantiasa hidup dan tidak akan mati sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Lalu bagaimana engkau bisa berbahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa
masuk kapan saja melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak
melihatku. Demi Tuhan, sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik
yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al Qur`an,
yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis
(murni)”
“Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah yang mukhlis ?”
Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa orang yang masih suka harta dan suka dipuji maka ia belum murni karena
Allah. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian,
sementara hatinya selalu bergantung pada kesenangan dunia, maka ia lebih taat
kepadaku. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu
termasuk dosa yang paling besar ? kemudian cinta kedudukan adalah dosa besar
juga. Saya mempunyai tujuh puluh ribu anak, sedangkan tiap anak dari jumlah
itu memiliki tujuhpuluh ribu setan. Diantara mereka ada yang saya tugaskan
untuk menggoda ulama, menggoda para pemuda, menggoda orang tua. Anak-anak muda
bagi kami tidak masalah, sedangkan anak kecil lebih mudah kami permainkan
sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda
orang yang tekun beribadah, menggoda orang yang zuhud. Mereka keluar masuk
dari kondisi yang berbeda, dari satu pintu ke pintu lainnya, sehingga mereka
berhasil dengan menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai
keikhlasan dalam hatinya, sehinga mereka beribadah tidak karena Allah,
sementara mereka tidak merasakan itu. Apakah engkau lupa wahai Muhammad kisah
seorang rahib yang berbuat ikhlas selama tujuhpuluh tahun, sehingga dengan
do’anya ia bisa menyembuhkan penyakit ? Akan tetapi saya tak pernah putus asa
menggodanya sampai ia sempat berbuat zina dan membunuhnya dan akhirnya ia mati
dalam keadaan kafir. Itu semua berkat saya Muhammad.
Kebohongan itu berasal dari saya, saya adalah mahluk yang berbohong pertama
kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barangsiapa yang bersumpah atas
nama Allah dengan berbohong maka ia kekasihku. Menggunjing dan mengadu domba
adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak
akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya
orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya adalah
haram baginya. Kemudian dari pasangan itu menghasilkan keturunan haram.
Sehingga semuanya masuk neraka gara-gara satu ucapan.
Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda
shalatnya. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya
dan menganggunya, “masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan
pekerjaan yang engkau lakukan.’ Sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian
shalat diluar waktunya. Akibatnya ia akan memikul dosanya kelak. Kalau saya
kalah, maka saya akan mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan
manusia yang akan menyibukkannya. Kalau saya masih kalah juga, maka saya
diamkan sampai ia melakukan shalat. Ketika dalam shalatnya saya
berkata ‘meliriklah ke kanan dan ke kiri’, akhirnya ia melirik. Maka pada saat
itu wajahnya saya usap dengan tangan saya.
Wahai Muhammad engkau tahu kalau seseorang banyak melirik dalam shalatnya akan
menanggung dosanya. Kalau dalam shalat ia mampu mengalahkan saya, sementara ia
shalat sendirian, maka saya akan buat ia tergesa-gesa. Ia seperti ayam yang
sedang makan, begitu tergesa-gesa. Kalau dalam shalat berjamaah, ia akan saya
buat mendahului imam karena kepalanya saya tarik. Jika saya masih kalah juga,
maka saya perintahkan meremas jemarinya sehingga bersuara, sesungguhnya ia
termasuk orang yang bertasbih kepadaku. Kalau ia masih mempan juga, maka saya
tiup hidungnya sehingga dia menguap. Saat itulah anak-anak saya masuk, dan ia
makin rakus akan dunia dan berbagai perangkapnya.
Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai Muhammad, sedangkan saya memerintahkan
orang miskin untuk tidak shalat, dan saya berkata padanya ‘shalat hanya
kewajiban orang yang diberi nikmat’. Kemudian untuk orang sakit, akan saya
buat ia terlena dengan salah satu ayat Allah, “………..dan tidak apa-apa bagi
seorang yang sakit” (An Nur:61)”, padahal tidak apa-apa disini menyangkut tata
cara normalnya, bukan tidak apa-apa untuk meninggalkan shalat. Sehingga ia
merasa aman ketika meninggalkan shalat, padahal jika ia mati saat itu juga, ia
termasuk orang yang kafir dan Allah sunguh akan memurkainya
Bagaimana engkau merasa bahagia atas ummatmu wahai Muhammad, sedangkan saya
bisa memurtadkan seperenam ummatmu ?”
Kemudian Rasulullah meneruskan pertanyaan, “Wahai mahluk terkutuk, siapa teman
dudukmu ?”
“Orang yang suka makan riba”
“Lalu siapa teman dekatmu ?”
“Orang yang berzina”
“Siapa teman tidurmu ?”
“Orang yang mabuk”
“Siapa tamumu ?”
“Pencuri”
“Siapa utusanmu ?”
“Dukun, tukang sihir”
“Apa yang menyenangkan pandangan matamu ?”
“Orang yang bersumpah dengan talak”
“Siapa kekasihmu ?”
“Orang yang meninggalkan shalat Jum`at”
“Wahai mahluk terkutuk, apa yang menyebabkan punggungmu patah ?”
“Suara ringkik kuda untuk berperang di jalan Allah”
“Apa yang menjadikan tubuhmu meleleh ?”
“Tobatnya orang yang bertobat”
“Apa yang membuat hatimu panas ?”
“Orang yang beristigfar kepada Allah, baik siang maupun malam”
“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina ?”
“Sedekah secara rahasia”
“Apa yang menyebabkan matamu buta ?”
“Shalat sunnah sebelum subuh”
“Apa yang dapat membuat pecah kepalamu ?”
“Shalat berjamaah”
“Siapa orang yang bisa membahagiakanmu ?”
“Orang yang meninggalkan shalat”
“Siapa orang yang celaka menurut engkau ?”
“Orang yang dermawan atas nama Allah”
“Apa yang menyita pekerjaanmu ?”
“Majelis Ta`lim”
“Bagaimana engkau makan ?”
“Dengan tangan kiri dan jemariku”
“Dimana engkau berteduh ketika panas ?”
“Di bawah kuku manusia”
“Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Allah ?”
“Sepuluh macam”
“Apa saja itu wahai mahluk terkutuk ?”
“Saya meminta agar saya bisa berserikat dengan anak cucu Adam dalam harta dan
kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam
kelompok mereka. “Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan
berilah janji mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan kepada mereka melainkan
tipuan belaka” (Al Isra’ : 64).
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya akan ikut memakannya.
Saya juga ikut memakan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala
macam harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari saya yang
terkutuk. Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan
ketika bersetubuh dengan istrinya, maka saya akan ikut bersetubuh. Akhirnya
melahirkan anak yang mendengarkan dan taat kepada saya. Begitu pula orang yang
naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka
saya adalah temannya. “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan
pasukanmu yang berjalan kaki” (Al Isra’ : 64)
Saya mohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka kamar mandi adalah rumahku.
Saya mohon agar saya punya mesjid, akhirnya pasar adalah mesjidku. Saya mohon
agar saya punya Al Qur`an, maka syair adalah Qur`anku. Saya mohon agar saya
punya adzan, maka terompet adalah adzanku. Saya mohon agar punya tempat tidur,
maka orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya mohon agar diberi teman-teman
dekat, maka orang yang menginfakkan hartanya untuk kemaksiatan adalah teman
dekatku. “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan dan setan
itu adalah yang sangat ingkar kepada Tuhannya” (Al Isra’ : 27).
Rasulullah saw berkata kepada iblis, “Andaikan tidak setiap apa yang engkau
ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari kitab Allah tentu aku tidak akan
membenarkanmu”
Lalu Iblis berkata lagi, “Wahai Muhammad, saya memohon agar saya bisa melihat
anak cucu Adam tetapi mereka tidak melihatku. Kemudian Allah menjadikanku bisa
mengalir melalui aliran darah mereka. Diriku bisa berjalan sesuai kehendakku
kemana saja dengan cara apapun. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih
banyak dari orang yang mengikutimu.
Saya memiliki anak bernama Atamah (semoga Allah melaknatnya). Ia akan kencing
di mata ummatmu sehingga mereka tertidur dan akhirnya meninggalkan shalat
Isya’. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur lebih dahulu
sebelum shalat Isya’. Saya juga punya anak bernama Mutaqadhi (semoga Allah
mengutuknya), tugasnya membangkitkan keinginan umatmu untuk memamerkan harta
dan kelebihannya, sehingga Allah akan memabatalkan 99 dari 100 pahala.
Kemudian anak saya yang lain Kuhyal (semoga Allah mencelakakannya) dimana ia
bertugas mengusapi celak mata ummatmu ketika berada di majlis Ta’lim dan
ketika shalat Jum’at, sehingga dia tertidur dan tidak mendengarkan khathib
sehingga hilanglah pahalanya.
Setiap kali ada perempuan yang keluar rumah, sesungguhnya ada ribuan pasukanku
yang mengikutinya. Mereka ada yang duduk dipinggulnya, di buah dadanya, di
bibirnya, di kukunya, dan dilain tempat yang membuat perempuan itu menarik
secara dunia. Sehingga dia menabur maksiat yang siap diantap oleh para pemuda.
Lain halnya dengan ummatmu yang berjilbab, tentu saya menggodanya tidak lewat
cara itu, karena tubuhnya tertutup sangat sulit buat saya kalau masih
menerapkan cara itu.
Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikitpun. Akan tetapi
saya hanya bisa menganggu dan menghiasi, mengotori pikirannya dan menjanjikan
janji-janji palsu. Seandainya saya memiliki kemampuan untuk menyesatkan, tentu
saya tak akan membiarkan segelintir manusia di muka bumi ini masih sempat
mengucapkan syahadat. Tidak ada lagi orang yang shalat dan puasa.
Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak memberikan hidayah sedikitpun
kepada siapapun. Akan tetapi tugasmu sama dengan tugasku yaitu mengajak.
Engkau adalah utusan dan penyampai amanat dari Allah. Andaikan engkau
mempunyai kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan
segelintir kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagaimana argumentasi
(hujjah) Allah terhadap mahluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab
celakanya orang.”
Lantas Rasulullah berkata kepada iblis, “wahai Abu Murrah (iblis), apakah
engkau masih ingin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan
menjaminmu masuk surga.”
Iblis menjawab, “Wahai Rasulullah, ketentuan adanya aku adalah untuk
mempertegas adanya engkau, begitu juga sebaliknya. Itulah hukum yang
ditetapkan Allah dan aku menikmatinya. Ketentuan telah memutuskan dan qalam
pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari kiamat nanti.
Maka Maha Suci Allah yang telah menjadikan engkau sebagai tuan para Nabi dan
khathib para penduduk surga. Sementara diriku dijadikan tuan orang-orang yang
celaka dan khathib para penduduk neraka. Saya adalah mahluk celaka dan
terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepada engkau, dan
saya mengatakan sejujurnya.”
Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, awal dan akhir, dhahir dan bathin.
Dan semoga shalawat dan salam sejahtera tetap diberikan kepada seorang Nabi
yang Ummiy dan kepada keluarganya yang suci juga para sahabat yang setia.
wallahu 'alam bishowwab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar